Selasa, 06 November 2007

Catatan dari Nanchang (1)

Sudah hampir 8 bulan saya berada di Nanchang,Ibu Kota dari provinsi
Jiangxi, RRT, untuk kembali menjadi mahasiswa . Saya berangkat
bersama-sama kawan dari Indonesia lainnya, dalam rombongan itu ada 12
orang calon mahasiswa, selain mereka yg ikut mengantar. Kami
berangkat akhir Agustus 2006 dan setelah kurang lebih 5 jam berada di
pesawat sampailah kami di Guangzhou. Lalu ami harus berganti pesawat
untuk melanjutkan perjalanan ke Nanchang.Jadi kami menghabiskan waktu
dengan menunggu di Airport Guangzhou.

Dan ternyata pesawat kami delay, sangat membosankan, tapi kami terus
mengobrol saja untuk menghindari kebosanan.Atau sekedar jalan-jalan
untuk melihat-lihat hiruk-pikuk yang terjadi di Airport.Beberapa teman
bermain kartu. Saya sendiri berusaha membunuh kebosanan dengan membaca
buku.Saya sengaja membawa beberapa buku dari Indonesia karena saya
merasa butuh penyegaran,salah satunya dengan membaca buku berbahasa
Indonesia.

Akhirnya pesawat kami pun berangkat berangkat, setelah kurang lebih 5
jam berada dalam keadaan menunggu. Butuh sekitar 50 menit untuk sampai
di Nanchang.Begitu sampai lalu kemudian mengambil bagasi, lalu
berjalan keluar airport. Ternyata kami sdh ditunggu,rombongan kami
ditunggu oleh mahasiswa Lokal beserta seorang Guru, Miss Lu namanya.
Sambutan yang luar biasa hangatnya, kami sangat terkesaan dengan cara
mereka menyambut kami. Saya rasa secara pribadi sangat menyenangkan
sekali.Kami dijemput dengan bis kampus dan langsung menuju Jiangxi
Normal University tempat kami belajar.

Perjalanan ternyata cukup jauh, sekitar 1 jam dari Airport menuju
kampus. Kami ditempatkan di Gedung 8,gedung yang berbaur dengan
mahasiswa lokal yang sedang mengambil program master dan semuanya
perempuan. Jadi sebuah pengalaman baru bagi saya pribadi, tinggal di
asrama dan asrama wanita lagi.

Lalu kami memilih kamar, dibantu oleh Bibi yang menjaga asrama, saya
pun memilih kamar S 220 bersama kawan dari Indonesia. Kami ditempatkan
di lantai 2. Adapun Mahasiswa asing ditempatkan di lantai 2 dan
3.Setelah sedikit beradaptasi dgn kamar dan mendapat penjelasan
sedikit mengenai hal-hal yang harus diketahui, tentunya dengan
penerjemah, karena kami belum mengerti bahasa mandarin, sayapun
tertidur. Tidak lupa menyalakan pendingin ruangan karena sangat panas
hari itu di Nanchang.Sayapun tertidur dengan lelapnya karena
kelelahan.Begitu juga kawan-kawan yang lain,semuanya tertidur.Karena
besok kami harus melakukan aktivitas.

Lalu bangunlah kami esok harinya, kami punya janji dengan mahasiswa
lokal yang akan membantu kami melakukan beberapa hal sehubungan dengan
keperluan kami belajar. Kami bersama-sama berangkat menuju Bank Of
China, karena kami akan membuat rekening dan menukar uang.Kami
berangkat menggunakan Bis umum, dengan membayar 1 yuan kami sdh bisa
duduk dengan baik dan teratur, karena sebelum masuk kami sdh harus
membayar. Tidak perlu repot seperti di Indonesia, terutama dalam bis
kota di Jakarta.

Dalam bis saya banyak melihat keluar, kota ini sedang membangun dalam
hati saya berkata. Memang benar kota ini sedang membangun,banyak
bangunan baru sedang dibangun. Bayangan saya di Nanchang, tidak ada
mobil mewah semacam BMW, atau Mercedes dan sebagainya, ternyata itu
salah, sudah banyak orang memakainya. Dan yang paling banyak adalah
VW. Mobil Jepang tidak terlalu banyak seperti di Indonesia. Setelah
saya tahu belakangan bahwa VW adalah merk mobil yang pertama kali
masuk ke Tiongkok. Oleh sebab itu Taksi memakai produk VW juga sangat
banyak mobil pribadi yang memakai produk VW.

Sampailah kami di Bank Of China, agak lama kami disana, karena banyak
yang membuat rekening juga menukar uang. Kami dibantu oleh mahasiswa
lokal yang belajar bahasa inggris, jadi kami berkomunikasi dengan
mahasiswa lokal menggunakan bahasa inggris, lalu mereka menerjemahkan
ke bahasa mandarin kepada pegawai bank yg melayani kami.

Setelah selesai kami kemudian pergi membuat kartu telpon selular,
cukup lama juga kami disana, karena harus fotocopy pasport dan
sebagainya, serta mendata diri kami. Tidak seperti di Indonesia yang
didata belakangan. Kami harus mendata diri kami sebelum mendapat
kartu.

Dan udara sangat panas waktu, jadilah kami kecapekan,maklum Nanchang
ternyata termasuk tiga tungku api di Tiongkok ketika musim panas. Dan
kami menikmati rasa panas dengan sedikit mengeluh tentang panas.

Setelah selesai membuat kartu, kami belanja di Wall Mart,yang
merupakan perusahaan multinasioanal, sebuah pertokoan kelontong yg
besar seperti Carefour dan yang lain-lain di Indonesia.Belanjalah kami
untuk kebutuhan di asrama,dengan tidak lupa mengeluarkan catatan
kami.Setelah belanja, lalu kami kembali ke asrama, setelah hari
menjelang senja. Itulah hari pertama kami di Nanchang.

Tidak ada komentar: